Minggu, 12 Februari 2012

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) {by:fitri }

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI)

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Didirikan pada 19 April 1930
Stadion Utama Gelora Bung Karno Pintu X-XI, Senayan
P.O.Box 2305 JAKARTA 10023
Tel : (+62-21) 570 4762
Fax : (+62-21) 573 4386
Email.: pssi@pssi-football.com
Website: http://www.pssi-football.com
 
PSSI (Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia ) yang dibentuk 19 April 1930 di Yogyakarta. Sebagai organisasi olahraga yang dilahirkan di Zaman penjajahan Belanda, Kelahiran PSSI betapapun terkait dengan kegiatan politik menentang penjajahan. Jika meneliti dan menganalisa saat- saat sebelum, selama dan sesudah kelahirannya, sampai 5 tahun pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, jelas sekali bahwa PSSI lahir, karena dibidani politisi bangsa yang baik secara langsung maupun tidak, menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih – benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia.
•  Awal Mula Berdirinya PSSI
PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Beliau menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali ke tanah air Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda “Sizten en Lausada” yang berpusat di Yogyakarta. Disana ia merupakan satu – satunya orang Indonesia yang duduk dalam jajaran petinggi perusahaan konstruksi yang besar itu. Akan tetapi, didorong oleh jiwa nasionalis yang tinggi Soeratin mundur dari perusahaan tersebut.
Setelah berhenti dari “Sizten en Lausada” ia lebih banyak aktif di bidang pergerakan, dan sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepakbola, Soeratin menyadari sepenuhnya untuk mengimplementasikan apa yang sudah diputuskan dalam pertemuan para pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda) Soeratin melihat sepakbola sebagai wahana terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda, sebagai tindakan menentang Belanda.
Untuk melaksanakan cita – citanya itu, Soeratin mengadakan pertemuan demi pertemuan dengan tokoh – tokoh sepakbola di Solo, Yogyakarta dan Bandung . Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian ketika diadakannya pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta dengan Soeri – ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta) bersama dengan pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi persepakbolaan kebangsaan, yang selanjutnya di lakukan juga pematangan gagasan tersebut di kota Bandung, Yogya dan Solo yang dilakukan dengan tokoh pergerakan nasional seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A Hamid, Soekarno (bukan Bung Karno), dan lain – lain. Sementara dengan kota lainnya dilakukan kontak pribadi atau kurir seperti dengan Soediro di Magelang (Ketua Asosiasi Muda).
Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil – wakil dari VIJ (Sjamsoedin – mahasiswa RHS); wakil Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB) Gatot; Persatuan Sepakbola Mataram (PSM) Yogyakarta, Daslam Hadiwasito, A.Hamid, M. Amir Notopratomo; Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB) Solo Soekarno; Madioensche Voetbal Bond (MVB), Kartodarmoedjo; Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM) E.A Mangindaan (saat itu masih menjadi siswa HKS/Sekolah Guru, juga Kapten Kes.IVBM) Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB) diwakili Pamoedji. Dari pertemuan tersebut maka, lahirlah PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia) nama PSSI ini diubah dalam kongres PSSI di Solo 1950 menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang juga menetapkan Ir. Soeratin sebagai Ketua Umum PSSI.
Begitu PSSI terbentuk, Soeratin dkk segera menyusun program yang pada dasarnya “menentang” berbagai kebijakan yang diambil pemerintah Belanda melalui NIVB. PSSI melahirkan “stridij program” yakni program perjuangan seperti yang dilakukan oleh partai dan organisasi massa yang telah ada. Kepada setiap bonden/perserikatan diwajibkan melakukan kompetisi internal untuk strata I dan II, selanjutnya di tingkatkan ke kejuaraan antar perserikatan yang disebut “Steden Tournooi” dimulai pada tahun 1931 di Surakarta .
Kegiatan sepakbola kebangsaan yang digerakkan PSSI , kemudian menggugah Susuhunan Paku Buwono X, setelah kenyataan semakin banyaknya rakyat pesepakbola di jalan – jalan atau tempat – tempat dan di alun – alun, di mana Kompetisi I perserikatan diadakan. Paku Buwono X kemudian mendirikan stadion Sriwedari lengkap dengan lampu, sebagai apresiasi terhadap kebangkitan “Sepakbola Kebangsaan” yang digerakkan PSSI. Stadion itu diresmikan Oktober 1933. Dengan adanya stadion Sriwedari ini kegiatan persepakbolaan semakin gencar.
Lebih jauh Soeratin mendorong pula pembentukan badan olahraga nasional, agar kekuatan olahraga pribumi semakin kokoh melawan dominasi Belanda. Tahun 1938 berdirilah ISI (Ikatan Sport Indonesia), yang kemudian menyelenggarakan Pekan Olahraga (15-22 Oktober 1938) di Solo.
Karena kekuatan dan kesatuan PSSI yang kian lama kian bertambah akhirnya NIVB pada tahun 1936 berubah menjadi NIVU (Nederlandsh Indische Voetbal Unie) dan mulailah dirintis kerjasama dengan PSSI. Sebagai tahap awal NIVU mendatangkan tim dari Austria “Winner Sport Club “ pada tahun 1936.
Pada tahun 1938 atas nama Dutch East Indies, NIVU mengirimkan timnya ke Piala Dunia 1938, namun para pemainnya bukanlah berasal dari PSSI melainkan dari NIVU walaupun terdapat 9 orang pemain pribumi / Tionghoa. Hal tersebut sebagai aksi protes Soeratin, karena beliau menginginkan adanya pertandingan antara tim NIVU dan PSSI terlebih dahulu sesuai dengan perjanjian kerjasama antara mereka, yakni perjanjian kerjasama yang disebut “Gentelemen's Agreement” yang ditandatangani oleh Soeratin (PSSI) dan Masterbroek (NIVU) pada 5 Januari 1937 di Jogyakarta. Selain itu, Soeratin juga tidak menghendaki bendera yang dipakai adalah bendera NIVU (Belanda). Dalam kongres PSSI 1938 di Solo, Soeratin membatalkan secara sepihak Perjanjian dengan NIVU tersebut.
Soeratin mengakhiri tugasnya di PSSI sejak tahun 1942, setelah sempat menjadi ketua kehormatan antara tahun 1940 – 1941, dan terpilih kembali di tahun 1942.
Masuknya balatentara Jepang ke Indonesia menyebabkan PSSI pasif dalam berkompetisi, karena Jepang memasukkan PSSI sebagai bagian dari Tai Iku Kai, yakni badan keolahragaan bikinan Jepang, kemudian masuk pula menjadi bagian dari Gelora (1944) dan baru lepas otonom kembali dalam kongres PORI III di Yogyakarta (1949).
•  Perkembangan PSSI
Pasca Soeratin ajang sepakbola nasional ini terus berkembang walaupun perkembangan dunia persepakbolaan Indonesia ini mengalami pasang surut dalam kualitas pemain, kompetisi dan organisasinya. Akan tetapi olahraga yang dapat diterima di semua lapisan masyarakat ini tetap bertahan apapun kondisinya. PSSI sebagai induk dari sepakbola nasional ini memang telah berupaya membina timnas dengan baik, menghabiskan dana milyaran rupiah, walaupun hasil yang diperoleh masih kurang menggembirakan.
Hal ini disebabkan pada cara pandang yang keliru. Untuk mengangkat prestasi Timnas, tidak cukup hanya membina Timnas itu sendiri, melainkan juga dua sektor penting lainnya yaitu kompetisi dan organisasi, sementara tanpa disadari kompetisi nasional kita telah tertinggal.
Padahal di era sebelum tahun 70-an, banyak pemain Indonesia yang bisa bersaing di tingkat internasional sebut saja era Ramang dan Tan Liong Houw, kemudian era Sucipto Suntoro dan belakangan era Ronny Pattinasarani.
Dalam perkembangannya PSSI sekarang ini telah memperluas jenis kompetisi dan pertandingan yang dinaunginya. Kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI di dalam negeri ini terdiri dari :
•  Divisi utama yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
•  Divisi satu yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
•  Divisi dua yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
•  Divisi tiga yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus amatir.
•  Kelompok umur yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain:
•  Dibawah usia 15 tahun (U-15)
•  Dibawah usia 17 tahun (U-170
•  Dibawah Usia 19 tahun (U-19)
•  Dibawah usia 23 tahun (U-23)
•  Sepakbola Wanita
•  Futsal.
PSSI pun mewadahi pertandingan – pertandingan yang terdiri dari pertandingan di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak perkumpulan atau klub sepakbola, pengurus cabang, pengurus daerah yang dituangkan dalam kalender kegiatan tahunan PSSI sesuai dengan program yang disusun oleh PSSI. Pertandingan di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak ketiga yang mendapat izin dari PSSI. Pertandingan dalam rangka Pekan Olahraga Daerah (PORDA) dan pekan Olah Raga Nasional (PON). Pertandingan – pertandingan lainnya yang mengikutsertakan peserta dari luar negeri atau atas undangan dari luar negeri dengan ijin PSSI.
Kepengurusan PSSI pun telah sampai ke pengurusan di tingkat daerah – daerah di seluruh Indonesia . Hal ini membuat Sepakbola semakin menjadi olahraga dari rakyat dan untuk rakyat. Dalam perkembangannya PSSI telah menjadi anggota FIFA sejak tanggal 1 November 1952 pada saat congress FIFA di Helsinki. Setelah diterima menjadi anggota FIFA, selanjutnya PSSI diterima pula menjadi anggota AFC (Asian Football Confederation) tahun 1952, bahkan menjadi pelopor pula pembentukan AFF (Asean Football Federation) di zaman kepengurusan Kardono, sehingga Kardono sempat menjadi wakil presiden AFF untuk selanjutnya Ketua Kehormatan.
Lebih dari itu PSSI tahun 1953 memantapkan posisinya sebagai organisasi yang berbadan hukum dengan mendaftarkan ke Departement Kehakiman dan mendapat pengesahan melalui SKep Menkeh R.I No. J.A.5/11/6, tanggal 2 Februari 1953, tambahan berita Negara R.I tanggal 3 Maret 1953, no 18. Berarti PSSI adalah satu – satunya induk organisasi olahraga yang terdaftar dalam berita Negara sejak 8 tahun setelah Indonesia merdeka.
SUSUNAN PERSONALIA PENGURUS PUSAT
PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA (PP. PSSI) 
MASA BAKTI 2007-2011
_______________________________








KOMITE EKSEKUTIF :






Ketua Umum :
Drs. H. A. M. Nurdin Halid
Wakil Ketua Umum

Nirwan D. Bakrie, MBA.
Bendahara :
Drs. Hamka Yandhu, YR.
Anggota : 1 Drs. H. Ibnu Munzir BW.



2.    Andi Darussalam Tabusalla 



3.    H. Subardi



4.    Muh. Zein, SH., MH.



5.    Kaharuddin Syah, Msi.



6.    Gita Wirjawan



7.    Mafirion



8.    Iwan Budianto 
KOMITE TETAP.


Organisasi & Litbang :


Ketua :
Drs. H. Ibnu Munzir
Wakil Ketua :
Hardi Maksud
Anggota : 1 Triyadi Mulkan, SH.



2.    Ir. Ashar Romli, MSc.



3.    Anton Sihombing
Keamanan & Medis : :
Andi Darussalam Tabusalla
Ketua :
Ashar Suryobroto, Msi.
Wakil Ketua :
dr. Sonny Tobing
Anggota






Kompetisi.  :
H. Subardi
Ketua :
Haruna Soemitro
Wakil Ketua :
Patrick Octavianus
Anggota














Etika & Fairplay


Ketua :
Muh. Zein, SH, MA.
Wakil Ketua :
Drs. H. Ramli, MM.
Anggota : 1 Hinca Pandjaitan, SH, MH.



2.    Adjie Massaid



3.    Syarifuddin Suding, SH.
Legal :


Ketua :
Kaharuddin Syah, M.Si.
Wakil Ketua :
Syarief Bastaman, SH, MH.
Anggota : 1 Edison Betaubun, SH.



2.    Dr. Irianto Baso Ence, SH.



3.    M. Amil Shadiq Arsjad Pana, SH, MH.
Status & Ahli Status Pemain :


Ketua :
Iwan Budianto
Wakil Ketua :
Ferry Paulus
Anggota : -




Marketing & Promosi :


Ketua :
Gita Wirjawan
Wakil Ketua :
Erick Tohir
Anggota : 1 Denny Basri



2.    Yoseph Revo



3.    M. Yasir
Media :


Ketua  :
Mafirion
Wakil Ketua  :
Monica Desideria
Anggota : 1 Tubagus Adi



2.    Livie Allow, S.Sos. M.Si.
Internal Audit :


Ketua :
Drs. Agus Suryadi
Wakil Ketua :
Harijon
Anggota :
Bambang Irianto




Badan-Badan PSSI :


Badan Tim Nasional Indonesia (BTNI)


Ketua :
Rahim Sukasah
Wakil Ketua :
Hamka B. Kady












Manajer :


Umum :
Demis Djamaoeddin
Tehnik :
Iswadi Idris
Adm & Keuangan :
Ir. M. Chandra Solehan




Tim Monitoring : 1 Iswadi Idris



2. Ronny Patinasarani



3. Risdianto




Badan Liga Sepakbola Indonesia (BLI) :


Ketua  :
Andi Darussalam Tabusalla
Wakil Ketua :
Rugandi Soemadipradja
Direktur Kompetisi :
Ir. Joko Driyono
Direktur Umum :
Kokoh Afiat




Manajer :


Adm. Kompetisi :
Azwan Karim
Legal :
Tigor Salom Boboy, SH.
Adm & Keuangan :
Indratiawarman, SE.
Umum :
John Halmahera
Pelaksana Pengawas


Pertandingan :
Djadja Mudjahidin




Badan Liga Sepakbola Amatir Indonesia (BLAI) :


Ketua :
H. Subardi
Wakil Ketua :
Ir. Bakti Setiawan
Direktur Kompetisi :
M. Achwani
Direktur Pembinaan :
Ronny Patinasarani
Direktur Sepakbola Wanita :
Ny. Eha Habibah Ardi
Direktur Umum :
Triyandi Mulkan




Manajer :


Adm. Kompetisi :
Wahyudi Mustafa, SE.
Legal :
Sofwan Nickita, SE.
Adm. & Keuangan :
Jaka Fachrudin, SE.
Pembinaan Usia Muda :
Raymond, SE.
Sepakbola Wanita :
Livie Allow, S.Sos, Msi.
Sepakbola Pantai :
Ganesa
Logistik :
Budi Hardjo




Badan Industri Sepakbola Indonesia (BISNI) :


Ketua :
Gita Wirjawan
Wakil Ketua :
Erick Tohir
Direktur Komersial :
Herman Ago
Direktur Bisnis Development :
Hasani Abdulgani
Direktur Umum :
Abdul Aziz Halid, SE, MM.
Manajer :


Promosi & Marketing :
Fachri R. Sinaga
Media & Broadcast :
Ginung Pratigima
Pengembangan Usaha :
Adhi Prasetyo
Public Relations :
Toto Darmadji
Event Serveces :
Febri Momor
Adm & Keuangan :
Entin Rustini
Legal :
Hakim Kamaruddin, SH.




Badan Informasi & Teknologi Indonesia (BITI) :


Ketua :
Drs. H. Ibnu Munzir BW.
Wakil Ketua :
Drs. H. Ambya B. Boestam
Direktur  :
Ir. Syauqi Suratno, MM.
Manager :


IT & Usaha :
M. Faqih, St.
Pengelola Data :
Ir. Sudjoko Sumaryono
Pengembangan Usaha :
Drs. Suaib Didu
Adm & Keuangan :
M. Idris




Badan Pelatih Sepakbola Indonesia (BPSI)


Ketua :
Muh. Zein, SH., MA.
Wakil Ketua :
Emron Pangkapih
Direktur :
Jopie Leepel




Manajer


Diklat :
R. Sumaryadi
Legal & Pendataan :
Muhardi
Litbang :
Drs. Imam Syafei




Badan Perwasitan Sepakbola Indonesia (BWSI)


Ketua :
Kaharuddin Syah, M.Si.
Wakabid. Penugasan :
Brigjen (Pur) Ashar Suryobroto, M.Si.
Wakabid. Pengawasan :
Habil Marati
irektur :
Mayjen (Pur) I.G.K. Manila
Manajer


Diklat :
Mulyana Subandi
Penugasan Wasit :
Bambang Irianto
Penugasan PP :
Benyamin Leo Betty
Pengawasan Wasit :
Kol. (CAJ) Drs. Bernanrd Limbong, SH, MH.
Pengawasan :
Arce Lopis
Badan Hubungan Luar Negeri (BHLN)


Ketua  :
Surya Dharma Tahir
Wakil Ketua :
Theo Waimuri
Direktur :
Adrian Djamaoeddin




Manajer


Hub. Regional Asia :
Dr. Imran Hanafi, MA.
Hub. Internasional :
M. Oheo Sinapoy, SE, MBA.
Legal :
Teguh Maramis, SH.




Badan Futsal Indonesia (BFI)


Ketua  :
J. Cemby Hutapea
Wakil Ketua :
Yerico Y. Umbas
Direktur Kompetisi :
Denny V. Lumbong
Direktur Pembinaan :
Suharyanto
Direktur Umum :
Patilatu
Manajer


Adm Kompetisi :
Ricky Johannes
Legal :
Drs. R. Hadimartono, SH.
Pembinaan Usia Muda :
Judo Hadijanto
Futsal Wanita :
Papat Yunisal
Adm. & Keuangan :
Puji Heru Wardoyo
Logistik :
Ir. Achmad Zaki Amiruddin




Badan-Badan Yudisial


Komisi Disiplin


Ketua :
Ir. Togar Manahan Nero
Wakil Ketua :
Kol. (CAJ) Drs. Bernanrd Limbong, SH., MH.
Anggota : 1 Ir. Joko Driono


2 Alfred, SH.


3 M. Nigara
Komisi Banding


Ketua :
Rusdi Taher, SH., MH.
Wakil Ketua :
Kol. (POM) Dodik Widjanarko
Anggota : 1 Triyadi Mulkan, SH,. MM.


2 Dr. Faisal Abdullah, SH, MSi,. DFM.


3 Sophar Maru Hutagalung
Sekretariat Jenderal


Sekretaris Jenderal :
Nugraha Besoes




Deputy


Deputi Bid. Org. & Kelembagaan :
Hamka B. Kadi
Deputi Bidang Keuangan :
Drs. Achmanul Qosasi
Deputi Bidang Umum :
Ir. Irawan Adjidarmo
Deputi Bid. Sarana &Prasarana :
Ir. Timmy Setiawan




Direktur


Dir. Organisasi & Kelembagaan  :
Wahyudi Mustafa, SE.
Direktur Status & Alih Status :
Max Boboy, SH.
Direktur Adm & Keuangan :
Aziz Halid
Direktur Personalia & Logistik :
Idrus Hamid
Direktur Perencanaan & Media :
Yoseph Tor Tulis




Manajer


Keorganisasian :
Sofwan Nickita, SE
Antar Badan :
Rachmat Priyadi, SE
Alih Status :
Dwi Sri Budiarti
Akunting :
Jaka Fachrudin, SE
Keuangan :
Entin Rustini
Personalia :
A. W. Iskandarsyah
Logistik :
Dadang Darmansyah
Perencanaan :
Patilatu
Media :
R. Sumaryadi
Lapangan :
Yong Masri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar