Persatuan Menembak dan BerburuIndonesia (PERBAKIN)
Didirikan tanggal 17 Juli 1960 Alamat : Lapangan Tembak Gelora Bung Karno Jl. Gelora Senayan, Jakarta 10270 Telp : 57371 28, Fax. : 573 3639 Email.: info@perbakin.or.id dan perbakin@indo.net.id Website: http://www.perbakin.or.id |
|
Sejarah Berdirinya PERBAKIN
Secara harfia kata menembak berarti dua hal :
- Melepaskan peluru dari senjata api
- Mengarahkan sesuatu kepada sesuatu
Dari kedua kata itu maka akan muncul 3 hal penting dari konsep menembak :
- Kebendaan, yaitu alat untuk menembak.
- Manusia yang merupakan subjek dari pemakaian alat
- Sasaran sebagai aktifitas objek dari menembak melalui senapan ataupun pistol
Dari
ketiga pengertian konsep itulah maka dapat dilihat bahwa menembak
merupakan kerja ide dan indera yang terhimpun dalam suatu waktu, suatu
tempat, dan suatu reaksi yang semua terakumulasi dalam kerja menembak.
Bila
dibanding dengan olahraga lain menembak terutama tembak sasaran
merupakan satu kerja yang berkesinambungan antara aksi dengan reaksi.
Dalam menembak, setiap petembak harus memiliki ketenangan, ketahanan,
dan pengontrolan diri yang ditopang dengan fisik yang baik dengan
keseimbangan besar yang terkontrol dan aktif.
Aktifitas,
Ide, dan himpunan dari waktu, tempat, dan reaksi merupakan suatu bentuk
dan syarat untuk dimulainya bekerjanya organ tubuh secara rahfia untuk
melakukan gerakan atau aktifitas, karena itu menembak merupakan cabang
olahraga yang harus berhasil mengakumulasi ide, waktu, tempat dan reaksi
untuk berprestasi. Sebagai suatu cabang dari olahraga yang juga
merupakan aktifitas budaya, maka menembak merupakan suatu aktifitas
badan yang lahir dan besar dalam suatu konteks tertentu.
Di
Indonesia, olahraga menembak diawali dengan terbentuknya ” NICG ” atau
singkatan dari Perkumpulan berburu dengan menggunakan senjata api.
Kemunculan NICG pada paruh pertama abad 20 dari segi politik dan ekonomi
ada dua hal, yakni strategi politik kolonial dan strategi pendekatan
keamanan kepada masyarakat. Kebijakan ini kenyataannya memberikan
kesempatan besar pada perusahaan asing untuk menyewa lahan pertanian.
Situasi inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa NICG harus ada,
saat itulah mereka orang eropa yang ada di tanah air menjadikan lahan
pertanian yang mereka sewa sebagai lahan berburu, kegemaran berburu ini
juga memiliki andil besar dalam rangka lahirnya olahraga menembak.
PON
I Solo tahun 1948, memang tidak menyertakan cabang menembak untuk
dipertandingkan meski saat itu Persatuan Buru sebagai wadah para hobbies
telah dibentuk. Mudah dipahami, karena menembak pada waktu itu
dikonotasikan sebagai aktifitas kerja politik bukan aktifitas olahraga.
Baru pada tahun 1950, menembak masuk kedalam cabang olahraga, ketika itu
Didi Kartasasmita, Oisaid Suryanatanegara, dan kawan-kawan membentuk
Perhimpunan Olahraga Perburuan Indonesia (PORPI) yang dimaksud sebagai
hobies dan olahraga, singkatnya olahraga menembak ini cepat mendapat
tempat dihati masyarakat tetapi menembak sasaran belum nyata
langkahnya.
Angin
segar tampaknya menerpa para hobies yang tak jauh dari kesehariannya,
tiga perwira angkatan darat mengadakan pendekatan kepada PORPI untuk
memecahkan masalah. Ketiga perwira itu adalah Mayjen Sungkono, panglima
divisi brawijaya. Kolonel Soedirgo, komandan CPM seluruh Indonesia, dan
Kol. Purnomo, Staff CPM.
Tanggal
25 Mei 1960, mengadakan pertemuan dan hasilnya adalah pernyataan bahwa
perlu dibentuk organisasi menembak dan berburu yang baru untuk
menggantikan PORPI. Hasil ini disampaikan ke Kementerian Olahraga bahkan
saat itu pula, Kementerian Olahraga sedang mengadakan pemantauan pada
Olimpiade Roma 1960 tentang apa dan bagaimana aturan resmi olahraga
menembak. Maka dalam waktu singkat, tepatnya 17 Juli 1960 resmi
didirikan Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia
disingkat PERBAKIN yang peresmiannya dilakukan di Jawa timur.
Dengan
terbentuknya perbakin maka ada tugas-tugas yang harus dijalankan
perkumpulan ini antara lain membimbing, mengkoordinir, dan mengawasi
perkumpulan-perkumpulan serta organisasi bidang menembak diseluruh
Indonesia dan merencanakan dan meyelenggarakan kegiatan olahraga
menembak. Tugas lain adalah menyebarluaskan tata cara secara teratur
sesuai ketentuan perundang-undangan yang telah ditetapkan dari sinilah
terlihat bahwa perbakin bukan sekedar wadah perhimpunan olahraga
menembak namun juga sebagai wadah pengontrol para pemilik senjata api
secara organisasi. Setelah itu setahun kemudian perbakin masuk wadah
olahraga Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Mayjen Sungkono
dipilih sebagai Ketua Umum PB-Perbakin yang pertama yang didampingi
Abubakar Lubis, Soetrisno, Ir. Kunto Adji, Soedirgo, Sujanuji, Purnomo,
dan Alibasa Saleh.
Langkah
nyata yang semakin maju adalah dengan mengikut sertakan cabang olahraga
menembak pada Asian Games 1962. Ivent ini menyertakan Leli Sampoerno,
Ny. Sugodo, dan Cokro Kamary, Ergy Ismail, Lessy, Kisono. Meski mereka
latihan seadanya dengan pelatih Niluen Stevanovic dalam waktu 6 bulan
ada prestasi yang membanggakan karena Lely Sampoerno berhasil meraih
medali perak untuk Free Pistol.
Ada
dua masa kepengurusan yang menjadi era konsulidasi bagi PB Perbakin
yakni kepengurusan Mayjen Sungkono tahun 1961 – 1967 dan kepengurusan
Rusmi Nuryatin 1967-1969. Masa ini juga menjadi masa peletak program
bagi PB Perbakin.
Hasil
pembinaan prestasi tahun awal berdiri hingga periode kedua inilah yang
menjadi jalan keberhasilan saat kepengurusan Suwoto Suhendar dari tahun
1969 – 1977 Perbakin terus berupaya maju dan tahun 1973 Ny. Lely
Sampoerno pada PON VIII di Jakarta, berhasil memecahkan Air Pistol yang
khusus diikuti pria. Nilai 372 yang sekaligus memecahkan rekor merupakan
prestasi bagi atlet putri yang mengalahkan atlet pria.
Ada
yang sangat menarik dari cabang menembak yakni masalah yang dari
periode ke periode tetap sama dan solusi yang kerap pula identik dari
periode ke periode tetapi lucunya itu-itu saja yang dilakukan mengapa
begitu? Mantan Ketua Umum PB-Perbakin Edy Sudrajat pada wacana yang
ditulis Menebar Program Menuai Prestasi mengatakan bahwa ada faktor
staknasi dalam menyimpulkan jalan terbaik, apakah yang dapat dilakukan ?
Sebagai
cabang olahraga yang notabenenya berada disatu induk keorganisasian
yaitu KONI, cabang olahraga menembak selalu saja menghadapi permasalahan
umum yang sama dari mulai kesulitan mendapatkan bapak angkat, dana
pembinaan rutin, pembinaan atlet yang sering tidak beraturan, hingga
kesulitan melakukan evaluasi hasil pertandingan karena memang yang
mengikuti pun hanya itu-itu saja. Bahkan atletnya pun juga hanya itu-itu
saja, bagaikan reuni bila hadir dalam event-event tertentu. Atlet yang
puluhan tahun masih bercokol disini dan tak banyak wajah baru yang
tampil dengan prestasi membanggakan.
Inilah
kesulitan dan permasalahan umum dalam wilayah keolahragaan di
Indonesia. Perbakin sebagai induk organisasi olahraga menembak di
Indonesia yang sejak keberadaannya tahun 1960 sebenarnya telah
menetapkan beberapa fisi, program, dan solusi startegi yang selalu saja
menitikberatkan pada upaya menjadikan olahraga menembak itu sebagai
olahraga yang tidak sekedar ekslusif namun bisa bersifat masal dan
terorganisir. Sangat sulit berkembang bila Perbakin menjadi olahraga
untuk golongan atau masyarakat tertentu. Untuk itu sulit maju sebab
hanya dengan keterbukaan dan kebersamaan Perbakin akan menjadi cabang
olahraga yang dikenal dan digemari masyarakat sehingga banyak atlet yang
muncul dari rasa senang. Memang tidak selayaknya olahraga ini menjadi
tampak menakutkan. Apalagi, bila pengurus yang bercokol sulit untuk
berkomunikasi, hasilnya pasti jauh dari prestasi.
Memang
banyak yang telah dilakukan seperti upaya pemantapan program kerja
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, kemudian peraturan
dan revisi anggaran rumah tangga belum lagi setumpuk keputusan yang
dikeluarkan. Semua menggambarkan betapa dinamisnya upaya untuk
mengangkat cabang menembak sebagai olahraga yang dikenal dan gampang
dimasyarakat langkah ini telah lama dilakukan tetapi kendala lain selalu
datang saat konsep yang telah matang dijalankan, terputus oleh karya
baru oleh pengurus baru, walaupun niatnya sama untuk meningkatkan
prestasi. Mungkin ada metode terbaik yang menjadi solusi dari ruwetnya
situasi. Ini semua bisa dilakukan bila dukungan mengalir dari semua
pihak termasuk para birokrat namun bagaimana bisa dilakukan pendekatan
kalau prestasi masih terbatas dan tidak mampu menyita perhatian
masyarakat. Untuk itu diperlukan suatu sinergi keorganisasian yang
sifatnya tidak saling mengandalkan. Pengurus Besar memang bukan struktur
organisasi birokrasi yang menetapkan dan mengawasi program kerja tetapi
PB adalah komponen terakhir yang menerima limpahan hasil kwalitas yang
dilakukan cabang, klub, pengurus daerah dalam mendapatkan bibit atlet
unggulan.
Orientasi
yang terjadi dan ideal adalah dari bawah keatas dengan asumsi
menyediakan sistem pelatih yang menyiapkan atlet-atlet untuk melakukan
aktifitas prestasi. Mekanisme kerja ini tentu merupakan mekanisme ideal
untuk tidak lagi berkutat pada masalah dana dan cara melakukan
pembinaan, dan lain-lain.
SUSUNAN PENYEMPURNAAN | |||
PENGURUS BESAR PERSATUAN MENEMBAK DAN BERBURU INDONESIA | |||
(PB. PERBAKIN) MASA BAKTI 2006-2010 | |||
__________________ | |||
Badan Penasehat | : | 1 | Widodo Budidarmo |
2 | Widjojo Soejono | ||
3 | Edi Sudradjat | ||
4 | Sutiyoso | ||
5 | Djadja Suparman | ||
6 | Fahmi Idris | ||
7 | Anthony Sunarjo | ||
PENGURUS BESAR | |||
Ketua Umum | : | Jusuf Manggabarani | |
Wakil Ketua Umum I | : | Tenri Bali | |
Wakil Ketua Umum II | : | Japto Soerjosoemarno | |
Wakil Ketua Umum III | : | Bambang Trihatmodjo | |
Sekretaris Jenderal | : | Dali Sofari | |
Wakil Sekretaris Jenderal I | : | Hari Pribadi | |
Wakil Sekretaris Jenderal II | : | Ign. Heruwasto | |
Bendahara Umum | : | Romy Winata | |
Wakil Bendahara Umum | : | Ashari Jamaluddin | |
Hubungan Luar Negeri | : | 1 | Lely Sampoerno |
2 | Sita Dewi Razni | ||
Komisi Rekomendasi & Perijinan | : | 1 | Suparni Parto |
2 | Kustoni | ||
3 | Awan Samodra | ||
Humas | : | 1 | Djoko Poernomo |
2 | Amalia Ahmad | ||
Badan Pelaksana Lapangan Tembak | : | 1 | Sadiman |
(Sarana & Prasarana) | 2 | Sukarno | |
3 | Slamet Sukendro | ||
BIDANG USAHA DAN DANA | |||
Ketua | : | Handojo S. Muljadi | |
Anggota | : | 1 | Bambang Sulistyo |
2 | Gunawan Tjandra | ||
3 | Achmad Fadillah | ||
4 | Jack Budiman | ||
5 | Ali Muhammad | ||
6 | Erwin Aksa | ||
BIDANG TEMBAK SASARAN | |||
Ketua | : | Benny J. Mamoto | |
Wakil Ketua | : | Mohammad Indra Wargadalem | |
Komisi Perencanaan & Program | |||
Anggota | : | Bimo Setyawan | |
: | Agung Budi Hartono | ||
: | Guntaru Mandiraatmadja | ||
Komisi Pembibitan, Kepelatihan, & Pembinaan Prestasi | |||
Anggota | : | Glenn Clifton Apfel | |
: | Edi Purnama Iman Susanto | ||
: | R. Tri Anggono | ||
: | Sarmunah | ||
: | Sylvia Silimang | ||
Komisi Perwasitan | : | Sylvia Gani | |
Anggota | : | 1 | Mulia Hutagalung |
2 | Cesario Yunirwanto | ||
3 | Harry Suhariadji | ||
BIDANG BERBURU | |||
Ketua | : | Bambang Karsono | |
Wakil Ketua | : | Kresno Soekamso | |
Komisi Perencanaan dan Program | |||
Anggota | : | Ahmad Rivai | |
Komisi Pembinaan | |||
Anggota | : | Daniel W. Sinaga | |
Komisi Pendidikan | |||
Anggota | : | Anif Shah | |
Komisi Disiplin, Keselamatan & Keamanan | |||
Anggota | : | Sapto Djuhartono | |
BIDANG TEMBAK REAKSI | |||
Ketua | : | 1. Djoko Setiono Soeroso | |
Wakil Ketua | : | 2. Bachrul Effendi | |
Komisi Perencanaan dan Program | |||
Anggota | : | 1. David Budiman | |
: | 2. Paul Banuara Silalahi | ||
Komisi Pembibitan, Kepelatihan & Pembinaan Prestasi | |||
Anggota | : | 1. Sinyo Haryanto | |
: | 2. Benny G.R. Sutanandika | ||
Komisi Perwasitan | |||
Anggota | : | 1. Robby Atmadja | |
: | 2. Zaenal Arief | ||
3. Tata Suwita | |||
BIDANG ORGANISASI | |||
Ketua | : | Mochammad Ibrahim | |
Wakil Ketua | : | Lutfi Hamid | |
Anggota | : | ||
Komisi Hukum, Etika & Disiplin | |||
Anggota | : | 1 | Lucas, S.H. |
: | 2.Mohammad Indra Wargadalem, SH | ||
Komisi Penelitian & Pengembangan | |||
Anggota | : | 1 | Lutfi Hamid |
2. Dr. Handoko Hardiantoputra SPKj,Msc |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar