Minggu, 12 Februari 2012

Persatuan Menembak dan BerburuIndonesia (PERBAKIN) {by :fitri }

Persatuan Menembak dan BerburuIndonesia (PERBAKIN)

Persatuan Menembak dan BerburuIndonesia (PERBAKIN) Didirikan tanggal 17 Juli 1960

Alamat :

Lapangan Tembak Gelora Bung Karno
Jl. Gelora Senayan, Jakarta 10270
Telp : 57371 28, Fax. : 573 3639
Email.: info@perbakin.or.id dan perbakin@indo.net.id
Website: http://www.perbakin.or.id
 

Sejarah Berdirinya PERBAKIN
 
Secara harfia kata menembak berarti dua hal :
  1. Melepaskan peluru dari senjata api
  2. Mengarahkan sesuatu kepada sesuatu
 Dari kedua kata itu maka akan muncul 3 hal penting dari konsep menembak :
  1. Kebendaan, yaitu alat untuk menembak.
  2. Manusia yang merupakan subjek dari pemakaian alat
  3. Sasaran sebagai aktifitas objek dari menembak melalui senapan ataupun pistol

Dari ketiga pengertian konsep itulah maka dapat dilihat bahwa menembak merupakan kerja ide dan indera yang terhimpun dalam suatu waktu, suatu tempat, dan suatu reaksi yang semua terakumulasi dalam kerja menembak. 
Bila dibanding dengan olahraga lain menembak terutama tembak sasaran merupakan satu kerja yang berkesinambungan antara aksi dengan reaksi. Dalam menembak, setiap petembak harus memiliki ketenangan, ketahanan, dan pengontrolan diri yang ditopang dengan fisik yang baik dengan keseimbangan besar yang terkontrol dan aktif.
Aktifitas, Ide, dan himpunan dari waktu, tempat, dan reaksi merupakan suatu bentuk dan syarat untuk dimulainya bekerjanya organ tubuh secara rahfia untuk melakukan gerakan atau aktifitas, karena itu menembak merupakan cabang olahraga yang harus berhasil mengakumulasi ide, waktu, tempat dan reaksi untuk berprestasi. Sebagai suatu cabang dari olahraga yang juga merupakan aktifitas budaya, maka menembak merupakan suatu aktifitas badan yang lahir dan besar dalam suatu konteks tertentu. 

Di Indonesia, olahraga menembak diawali dengan terbentuknya ” NICG ” atau singkatan dari Perkumpulan berburu dengan menggunakan senjata api. Kemunculan NICG pada paruh pertama abad 20 dari segi politik dan ekonomi ada dua hal, yakni strategi politik kolonial dan strategi pendekatan keamanan kepada masyarakat. Kebijakan ini kenyataannya memberikan kesempatan besar pada perusahaan asing untuk menyewa lahan pertanian. Situasi inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa NICG harus ada, saat itulah mereka orang eropa yang ada di tanah air menjadikan lahan pertanian yang mereka sewa sebagai lahan berburu, kegemaran berburu ini juga memiliki andil besar dalam rangka lahirnya olahraga menembak. 
PON I Solo tahun 1948, memang tidak menyertakan cabang menembak untuk dipertandingkan meski saat itu Persatuan Buru sebagai wadah para hobbies telah dibentuk. Mudah dipahami, karena menembak pada waktu itu dikonotasikan sebagai aktifitas kerja politik bukan aktifitas olahraga. Baru pada tahun 1950, menembak masuk kedalam cabang olahraga, ketika itu Didi Kartasasmita, Oisaid Suryanatanegara, dan kawan-kawan membentuk Perhimpunan Olahraga Perburuan Indonesia (PORPI) yang dimaksud sebagai hobies dan olahraga, singkatnya olahraga menembak ini cepat mendapat tempat dihati masyarakat tetapi menembak sasaran belum nyata langkahnya. 
Angin segar tampaknya menerpa para hobies yang tak jauh dari kesehariannya, tiga perwira angkatan darat mengadakan pendekatan kepada PORPI untuk memecahkan masalah. Ketiga perwira itu adalah Mayjen Sungkono, panglima divisi brawijaya. Kolonel Soedirgo, komandan CPM seluruh Indonesia, dan Kol. Purnomo, Staff CPM.

Tanggal 25 Mei 1960, mengadakan pertemuan dan hasilnya adalah pernyataan bahwa perlu dibentuk organisasi menembak dan berburu yang baru untuk menggantikan PORPI. Hasil ini disampaikan ke Kementerian Olahraga bahkan saat itu pula, Kementerian Olahraga sedang mengadakan pemantauan pada Olimpiade Roma 1960 tentang apa dan bagaimana aturan resmi olahraga menembak. Maka dalam waktu singkat, tepatnya 17 Juli 1960 resmi didirikan Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia disingkat PERBAKIN yang peresmiannya dilakukan di Jawa timur.
Dengan terbentuknya perbakin maka ada tugas-tugas yang harus dijalankan perkumpulan ini antara lain membimbing, mengkoordinir, dan mengawasi perkumpulan-perkumpulan serta organisasi bidang menembak diseluruh Indonesia dan merencanakan dan meyelenggarakan kegiatan olahraga menembak. Tugas lain adalah menyebarluaskan tata cara secara teratur sesuai ketentuan perundang-undangan yang telah ditetapkan dari sinilah terlihat bahwa perbakin bukan sekedar wadah perhimpunan olahraga menembak namun juga sebagai wadah pengontrol para pemilik senjata api secara organisasi. Setelah itu setahun kemudian perbakin masuk wadah olahraga Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Mayjen Sungkono dipilih sebagai Ketua Umum PB-Perbakin yang pertama yang didampingi Abubakar Lubis, Soetrisno, Ir. Kunto Adji, Soedirgo, Sujanuji, Purnomo, dan Alibasa Saleh.
Langkah nyata yang semakin maju adalah dengan mengikut sertakan cabang olahraga menembak pada Asian Games 1962. Ivent ini menyertakan Leli Sampoerno, Ny. Sugodo, dan Cokro Kamary, Ergy Ismail, Lessy, Kisono. Meski mereka latihan seadanya dengan pelatih Niluen Stevanovic dalam waktu 6 bulan ada prestasi yang membanggakan karena Lely Sampoerno berhasil meraih medali perak untuk Free Pistol.

Ada dua masa kepengurusan yang menjadi era konsulidasi bagi PB Perbakin yakni kepengurusan Mayjen Sungkono tahun 1961 – 1967 dan kepengurusan Rusmi Nuryatin 1967-1969. Masa ini juga menjadi masa peletak program bagi PB Perbakin.
Hasil pembinaan prestasi tahun awal berdiri hingga periode kedua inilah yang menjadi jalan keberhasilan saat kepengurusan Suwoto Suhendar dari tahun 1969 – 1977 Perbakin terus berupaya maju dan tahun 1973 Ny. Lely Sampoerno pada PON VIII di Jakarta, berhasil memecahkan Air Pistol yang khusus diikuti pria. Nilai 372 yang sekaligus memecahkan rekor merupakan prestasi bagi atlet putri yang mengalahkan atlet pria.
Ada yang sangat menarik dari cabang menembak yakni masalah yang dari periode ke periode tetap sama dan solusi yang kerap pula identik dari periode ke periode tetapi lucunya itu-itu saja yang dilakukan mengapa begitu? Mantan Ketua Umum PB-Perbakin Edy Sudrajat pada wacana yang ditulis Menebar Program Menuai Prestasi mengatakan bahwa ada faktor staknasi dalam menyimpulkan jalan terbaik, apakah yang dapat dilakukan ?
Sebagai cabang olahraga yang notabenenya berada disatu induk keorganisasian yaitu KONI, cabang olahraga menembak selalu saja menghadapi permasalahan umum yang sama dari mulai kesulitan mendapatkan bapak angkat, dana pembinaan rutin, pembinaan atlet yang sering tidak beraturan, hingga kesulitan melakukan evaluasi hasil pertandingan karena memang yang mengikuti pun hanya itu-itu saja. Bahkan atletnya pun juga hanya itu-itu saja, bagaikan reuni bila hadir dalam event-event tertentu. Atlet yang puluhan tahun  masih bercokol disini dan tak banyak wajah baru yang tampil dengan prestasi membanggakan.

Inilah kesulitan dan permasalahan umum dalam wilayah keolahragaan di Indonesia. Perbakin sebagai induk organisasi olahraga menembak di Indonesia yang sejak keberadaannya tahun 1960 sebenarnya telah menetapkan beberapa fisi, program, dan solusi startegi yang selalu saja menitikberatkan pada upaya menjadikan olahraga menembak itu sebagai olahraga yang tidak sekedar ekslusif  namun bisa bersifat masal dan terorganisir. Sangat sulit berkembang bila Perbakin menjadi olahraga untuk golongan atau masyarakat tertentu. Untuk itu sulit maju sebab hanya dengan keterbukaan dan kebersamaan Perbakin akan menjadi cabang olahraga yang dikenal dan digemari masyarakat sehingga banyak atlet yang muncul dari rasa senang. Memang tidak selayaknya olahraga ini menjadi tampak menakutkan. Apalagi, bila pengurus yang bercokol sulit untuk berkomunikasi, hasilnya pasti jauh dari prestasi.
Memang banyak yang telah dilakukan seperti upaya pemantapan program kerja jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, kemudian peraturan dan revisi anggaran rumah tangga belum lagi setumpuk keputusan yang dikeluarkan. Semua menggambarkan betapa dinamisnya upaya untuk mengangkat cabang menembak sebagai olahraga yang dikenal dan gampang dimasyarakat langkah ini telah lama dilakukan tetapi kendala lain selalu datang saat konsep yang telah matang dijalankan, terputus oleh karya baru oleh pengurus baru, walaupun niatnya sama untuk meningkatkan prestasi. Mungkin ada metode terbaik yang menjadi solusi dari ruwetnya situasi. Ini semua bisa dilakukan bila dukungan mengalir dari semua pihak termasuk para birokrat namun bagaimana bisa dilakukan pendekatan kalau prestasi masih terbatas dan tidak mampu menyita perhatian masyarakat. Untuk itu diperlukan suatu sinergi keorganisasian yang sifatnya tidak saling mengandalkan. Pengurus Besar memang bukan struktur organisasi birokrasi yang menetapkan dan mengawasi program kerja tetapi PB adalah komponen terakhir yang menerima limpahan hasil kwalitas yang dilakukan cabang, klub, pengurus daerah dalam mendapatkan bibit atlet unggulan. 

Orientasi yang terjadi dan ideal adalah dari bawah keatas dengan asumsi menyediakan sistem pelatih yang menyiapkan atlet-atlet untuk melakukan aktifitas prestasi. Mekanisme kerja ini tentu merupakan mekanisme ideal untuk tidak lagi berkutat pada masalah dana dan cara melakukan pembinaan, dan lain-lain.

SUSUNAN PENYEMPURNAAN
PENGURUS BESAR PERSATUAN MENEMBAK DAN BERBURU INDONESIA 
(PB. PERBAKIN) MASA BAKTI 2006-2010
     __________________










Badan Penasehat : 1 Widodo Budidarmo


2 Widjojo Soejono


3 Edi Sudradjat


4 Sutiyoso


5 Djadja Suparman


6 Fahmi Idris


7 Anthony Sunarjo
PENGURUS BESAR


Ketua Umum :
Jusuf Manggabarani




Wakil Ketua Umum I :
Tenri Bali
Wakil Ketua Umum II :
Japto Soerjosoemarno
Wakil Ketua Umum III :
Bambang Trihatmodjo




Sekretaris Jenderal :
Dali Sofari
Wakil Sekretaris Jenderal I :
Hari Pribadi
Wakil Sekretaris Jenderal II :
Ign. Heruwasto




Bendahara Umum :
Romy Winata
Wakil Bendahara Umum :
Ashari Jamaluddin




Hubungan Luar Negeri : 1 Lely Sampoerno


2 Sita Dewi Razni




Komisi Rekomendasi & Perijinan : 1 Suparni Parto


2 Kustoni


3 Awan Samodra




Humas : 1 Djoko Poernomo


2 Amalia Ahmad




Badan Pelaksana Lapangan Tembak : 1 Sadiman
(Sarana & Prasarana)
2 Sukarno


3 Slamet Sukendro








BIDANG USAHA DAN DANA


Ketua :
Handojo S. Muljadi
Anggota : 1 Bambang Sulistyo


2 Gunawan Tjandra


3 Achmad Fadillah


4 Jack Budiman


5 Ali Muhammad


6 Erwin Aksa




BIDANG TEMBAK SASARAN


Ketua :
Benny J. Mamoto
Wakil Ketua :
Mohammad Indra Wargadalem




Komisi Perencanaan & Program


Anggota :
Bimo Setyawan

:
Agung Budi Hartono

:
Guntaru Mandiraatmadja




Komisi Pembibitan, Kepelatihan, & Pembinaan Prestasi


Anggota :
Glenn Clifton Apfel

:
Edi Purnama Iman Susanto

:
R. Tri Anggono

:
Sarmunah

:
Sylvia Silimang




Komisi Perwasitan :
Sylvia Gani
Anggota : 1 Mulia Hutagalung


2 Cesario Yunirwanto


3 Harry Suhariadji




BIDANG BERBURU


Ketua :
Bambang Karsono
Wakil Ketua  :
Kresno Soekamso




Komisi Perencanaan dan Program


Anggota :
Ahmad Rivai
Komisi Pembinaan


Anggota :
Daniel W. Sinaga
Komisi Pendidikan


Anggota :
Anif Shah
Komisi Disiplin, Keselamatan & Keamanan


Anggota :
Sapto Djuhartono








BIDANG TEMBAK REAKSI


Ketua :
1. Djoko Setiono Soeroso
Wakil Ketua :
2. Bachrul Effendi




Komisi Perencanaan dan Program


Anggota :
1. David Budiman

:
2. Paul Banuara Silalahi




Komisi Pembibitan, Kepelatihan & Pembinaan Prestasi


Anggota :
1. Sinyo Haryanto

:
2. Benny G.R. Sutanandika




Komisi Perwasitan


Anggota :
1. Robby Atmadja

:
2. Zaenal Arief



3. Tata Suwita




BIDANG ORGANISASI


Ketua :
Mochammad Ibrahim
Wakil Ketua :
Lutfi Hamid
Anggota :





Komisi Hukum, Etika & Disiplin


Anggota : 1 Lucas, S.H.

:
2.Mohammad Indra Wargadalem, SH




Komisi Penelitian & Pengembangan


Anggota : 1 Lutfi Hamid



2. Dr. Handoko Hardiantoputra SPKj,Msc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar