GELORA_SMP N 5 PATI
Sabtu, 25 Februari 2012
Senin, 20 Februari 2012
Pengertian Tolak Peluru (By:Istiani)
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru:
Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya : Teknik Memegang Peluru Ada 3 teknik memegang peluru : Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya. Untuk orang yang berjari kuat dan panjang. Jari-jari agaka rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Biasa dipakai oleh para juara. Seperti cara di atas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru. Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil.
Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
Teknik Menolak Peluru Pengenalan peluru Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain Peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri akak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan Sikap awal akan menolak peluru Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula.
Cara menolakkan peluru Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan peda peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o.
Sikap akhir setelah menolak peluru Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.
B. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru
Cara memegang Awalan Gerakan Tolakan Sikap badan saat menolak
Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru : - Menyentuh balok batas sebelah atas - Menyentuh tanah di luar lingkaran - Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah - Dipangil selama 3 menit belum menolak - Peluru di taruh di belakang kepala - Peluru jatuh di luar sektor lingkaran - Menginjak garis lingkar lapangan - Keluar lewat depan garis lingkar - Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang - Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan
Beberapa hal yang disarankan : Bawalah tungkai kiri merendah Dapatkan keseimbangan gerak dari kedia tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belekang Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
Beberapa hal yang harus dihindari : Tidak memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping Terlalu awal membuka badan Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan
C. Peralatan
Alat yang digunakan : - Rol Meter - Bendera Kecil - Kapur / Tali Rafia - Peluru a. Untuk senior putra = 7.257 kg b. Untuk senior putri = 4 kg c. Untuk yunior putra = 5 kg d. Untuk yunior putri = 3 kg - Obrient : gaya membelakangi arah tolakan - Ortodox : gaya menyamping
D. Lapangan Tolak Peluru
Konstruksi : o Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari emen , aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. o Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. o Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih. o Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. o Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
- Untuk senior putra = 7.257 kg
- Untuk senior putri = 4 kg
- Untuk yunior putra = 5 kg
- Untuk yunior putri = 3 kg
Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya : Teknik Memegang Peluru Ada 3 teknik memegang peluru : Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya. Untuk orang yang berjari kuat dan panjang. Jari-jari agaka rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Biasa dipakai oleh para juara. Seperti cara di atas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru. Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil.
Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
Teknik Menolak Peluru Pengenalan peluru Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain Peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri akak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan Sikap awal akan menolak peluru Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula.
Cara menolakkan peluru Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan peda peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o.
Sikap akhir setelah menolak peluru Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.
B. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru
Cara memegang Awalan Gerakan Tolakan Sikap badan saat menolak
Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru : - Menyentuh balok batas sebelah atas - Menyentuh tanah di luar lingkaran - Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah - Dipangil selama 3 menit belum menolak - Peluru di taruh di belakang kepala - Peluru jatuh di luar sektor lingkaran - Menginjak garis lingkar lapangan - Keluar lewat depan garis lingkar - Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang - Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan
Beberapa hal yang disarankan : Bawalah tungkai kiri merendah Dapatkan keseimbangan gerak dari kedia tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belekang Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
Beberapa hal yang harus dihindari : Tidak memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping Terlalu awal membuka badan Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan
C. Peralatan
Alat yang digunakan : - Rol Meter - Bendera Kecil - Kapur / Tali Rafia - Peluru a. Untuk senior putra = 7.257 kg b. Untuk senior putri = 4 kg c. Untuk yunior putra = 5 kg d. Untuk yunior putri = 3 kg - Obrient : gaya membelakangi arah tolakan - Ortodox : gaya menyamping
D. Lapangan Tolak Peluru
Konstruksi : o Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari emen , aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. o Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. o Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih. o Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. o Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
Olahraga Bagi Usia 60 Tahun ke Atas (By: Istiani)
Olahraga bukanlah suatu
kegiatan yang membedakan usia. Segala usia bisa melakukan kegiatan
olahraga selama tubuhnya masih kuat untuk menjalankannya. Khusus bagi
seseorang yang berusia 60 tahun ke atas, disarankan untuk melakukan olahraga ringan
dan tidak menggunakan beban berat. Bahwasannya, kondisi tulang
seseorang yang berusia lanjut ini lebih rapuh dibandingkan dengan tulang
saat mereka masih muda, tulang mereka mulai mengalami pengeroposan dan
mulai kehilangan kepadatan tulang. Bukan hanya tulang yang mengalami
pengeroposan, bahkan semua organ tubuhnya juga mengalami penurunan
fungsi. Oleh karena itu sebaiknya orang tua itu tidak melakukan
kegiatan-kegiatan yang terlalu berat.
Salah satu jenis olahraga yang baik dilakukan bagi orang tua yaitu melakukan jalan-jalan. Meskipaun hanya sekedar berjalan, namun olahraga ini juga berkhasiat untuk menjaga otot tubuh
(terutama kaki) agar tidak kaku serta membantu memelihara tulang agar
terhindar dari osteoporosis. Olahraga jalan kaki ini bisa dilakukan
secara bersama-sama dengan teman atau dengan sanak keluarga agar lebih
ramai dan tidak membosankan. Dengan melakukan jalan kaki secara periodik
dan rutin, maka tubuh akan terasa ringan dan lebih rileks.
Jenis olahraga yoga juga baik untuk
dilakukan bagi orang tua yang berusia 60 tahun ke atas. Olahraga yoga
ini sangat baik untuk menjaga irama pernapasan agar lebih teratur dan
tidak mudah terengah-engah saat melakukan kegiatan yang agak berat. Saat
usia seseorang terbilang tua (khususnya 60 tahun lebih), mereka mulai
kehilangan kemampuan untuk menjaga irama pernapasan agar tetap teratur.
Sehingga pada saat melakukan kegiatan yang sifatnya lama dan agak berat
mereka akan mudah merasa capek. Dengan olahraga yoga yang dilakukan
secara rutin, maka kemampuan pernapasan mereka akan tetap terjaga.
Olahraga ringan terbaik untuk orang tua
yang usianya 60 tahun ke atas yaitu melakukan senam. Semua jenis senam
entah itu senam aerobik ataupun senam musik sangat cocok dilakukan bagi
seseorang yang berusia lanjut. Bahwasannya, dengan melakukan senam
secara rutin maka kebugaran tubuh akan kembali, akan meningkatkan
semangat, serta cocok untuk melemaskan otot-otot pada orang tua yang
mulai kehilangan kelenturan.
Minggu, 12 Februari 2012
Visi & Misi Koni {by:fitri}
Visi & Misi
Visi KONI
"Menjadi
organisasi yang modern, independen, dan profesional untuk membangun
karakter unggul Bangsa Indonesia, memperkokoh persatuan dan kesatuan
serta mengangkat harkat dan martabat bangsa melalui pembinaan olahraga
prestasi".
Misi KONI
"Memberikan
dukungan kepada para atlet untuk mencapai puncak prestasi dan
menanamkan nilai-nilai olimpiade agar menjadi sumber inspirasi bagi
seluruh rakyat Indonesia".
Sejarah {by:fitri}
Sejarah
- 1946
- Top organisasi olahraga membentuk Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) di Solo dengan Ketua Widodo Sosrodiningrat.
- 1947
- Organisasi olahraga membentuk Komite Olympiade Republik Indonesia (KORI) dengan Ketua Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
- KORI berubah menjadi Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
- 1951
- PORI melebur ke dalam KOI.
- 1952
- KOI diterima menjadi anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada tanggal 11 Maret.
- 1959
- Pemerintah membentuk Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) untuk mempersiapkan penyelenggaraan Asian Games IV 1962, KOI sebagai badan pembantu DAGI dalam hubungan internasional.
- 1961
- Pemerintah membentuk Komite Gerakan Olahraga (KOGOR) untuk mempersiapkan pembentukan tim nasional Indonesia, top organisasi olahraga sebagai pelaksana teknis cabang olahraga yang bersangkutan.
- 1962
- Pemerintah membentu Departemen Olahraga (Depora) dengan menteri Maladi.
- 1964
- Pemerintah membentuk Dewan Olahraga Republik Indonesia (DORI), semua organisasi KOGOR, KOI, top organisasi olahraga dilebur ke dalam DORI.
- 1965
- Sekretariat Bersama Top-top Organisasi Cabang Olahraga dibentuk pada tanggal 25 Desember, mengusulkan mengganti DORI menjadi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang mandiri dan bebas dari pengaruh politik.
- 1966
- Presiden Soekarno menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 143 A dan 156 A Tahun 1966 tentang pembentukan KONI sebagai ganti DORI, tetapi tidak dapat berfungsi karena tidak didukung oleh induk organisasi olahraga berkenaan situasi politik saat itu.
- Presiden Soeharto membubarkan Depora dan membentuk Direktorat Jendral Olahraga dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Induk organisasi olahraga membentuk KONI pada 31 Desember dengan Ketua Umum Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
- KOI diketuai oleh Sri Paku Alam VIII.
- 1967
- Presiden Soeharto mengukuhkan KONI dengan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1967.
- Sri Paku Alam VIII mengundurkan diri sebagai Ketua KOI. Jabatan Ketua KOI kemudian dirangkap oleh Ketua Umum KONI Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) KONI M.F. Siregar dan Sekretaris KOI Soeworo.
- Soeworo meninggal, jabatan Sekretaris KOI dirangkap oleh Sekjen KONI M.F. Siregar. Sejak itu dalam AD/ART KONI yang disepakati dalam Musyawarah Olahraga Nasional (Musornas), KONI ibarat sekeping mata uang dua sisi yang ke dalam menjalankan tugasnya sebagai KONI dan ke luar berstatus sebagai KOI. IOC kemudian mengakui KONI sebagai NOC Indonesia.
- 2005
- Pemerintah dan DPR menerbitkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan memecah KONI menjadi KON dan KOI.
- 2007
- Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 16, 17, dan 18 Tahun 2007 sebagai peraturan pelaksanaan UU No. 3 Tahun 2005.
- KONI menyelenggarakan Musornas Luar Biasa (Musornaslub) pada 30 Juli yang membentuk Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan menyerahkan fungsi sebagai NOC Indonesia dari KONI kepada KOI kembali. Nama KONI tetap dipertahankan dan tidak diubah menjadi KON.
Persatuan Tennis Lapangan Seluruh Indonesia (PELTI) {by:fitri}
Persatuan Tennis Lapangan Seluruh Indonesia (PELTI)
Didirikan pada 26 Desember 1935 di Semarang Stadion Tennis Senayan Jakarta 10270 Tel : (021) 5710298, 5707203 Fax : (021) 5700157 Email.: info@pelti.or.id Website: http://www.pelti.or.id |
|
Sejarah PELTI
Tennis, kita ketahui, adalah permainan atau olah raga dengan menggunakan raket dan bola. Dalam olah raga yang juga disebut lawan tennis raket dipukulkan ke bola sambut menyambut - oleh seorang atau sepasang pemain yang saling berhadapan - ke seberang jaring yang sengaja dipasang di sebidang lapangan empat persegi panjang.
Tennis, kita ketahui, adalah permainan atau olah raga dengan menggunakan raket dan bola. Dalam olah raga yang juga disebut lawan tennis raket dipukulkan ke bola sambut menyambut - oleh seorang atau sepasang pemain yang saling berhadapan - ke seberang jaring yang sengaja dipasang di sebidang lapangan empat persegi panjang.
Tadinya,
sekitar abad ke-I6, tennis dimainkan di Italia, Prancis, dan lnggris,
ketika lapangan mainnya dibangun di balik dinding-dinding istana
kcrajaan. Tapi tennis modern diperkenalkan oleh Mayor Wingfield di
Inggris pada 1873, dan setahun kemudian oleh Nona Mary Outerhridge di
Amerika Serikat. Lapangan-lapangan permainannya pun dibangun di kedua
negeri itu. Kejuaraan tennis pertama dilangsungkan di Wimbledon, kota
kecil sekitar 12 km di barat daya London, Inggris. Persatuan Tennis AS
didirikan, 1881. berbagai kejuaraan amatir diselenggarakan di beberapa
negara, yang mengundang datangnya beribu-ribu penonton. Mula-mula hanya
memainkan partai tunggal putra, diikuti partai tunggal putri tiga tahun
kemudiannya.
Tahun 1900 adalah saat bersejarah
bagi tennis. Pada tahun itulah Dwight Davis, bintang ganda AS,
mcnghadiahkan sebuah piata Perak untuk diperebutkan dalam turnamen
antarnegara, yang kcmudian tenar sebagai "Davis Cup" . Dalam pertandingan internasional pertama antara AS dan Inggris, Amerika unggul 3-0.
Kian populer dan majunya olah raga tennis, tak ayal telah mendorong didirikannya "Federation Internationale de Lawn Tennis" (Federasi Tennis Intcrnasionsl) pada 1912.
Di Indonesia: Lahirnya PELTIBesar
kemungkinan, orang Belandalah yang memperkenalkan tennis di Indonesia,
walaupun tidak mustahil pula permainan ini dibawa para pelaut Inggris
yang singgah di kota-kota besar Kepulauan Nusantara. Sayang arsip-arsip
berbagai perkumpulan milik warga negara Belanda yang pernah berdiri di
negeri ini telah hilang, hingga kita tidak bisa melacak mana di antara
dua perkiraan itu lebih benar.
Namun yang jelas, di
negeri mana pun, olah raga ini mulai dimainkan dan lebih dikenal di
kalangan bangsawan, hartawan, dan kaum terpelajar. Juga di Indonesia.
Apalagi di zaman penjajahan Belanda. Di masa itu hanya segelintir kaum
pribumi yang mampu mengayunkan raket tennis, sedang jumlahnya yang
lebih besar terdiri dari orang Belanda dan Cina. Itu pun hanya di
kota-kota besar.
Jumlah kaum pribumi penggemar
tennis mulai meningkat pada tahun-tahun 1920-an ? seiring kian
banyaknya murid-murid Indonesia mcmasuki sekolah sekolah menengah,
khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Mereka -
umumnya para siswa Stovia, Rechrsschool, dan -NIAS - pada gilirannya
memperkenalkan olah raga ini ke kalangan yang Iebih luas. Tennis pun
mulai dimainkan atau dipertandingkan dalam kegiatan berbagai organisasi
pemuda di masa itu. Olah raga inipun mulai dilihat sehagai penghimpun
massa, terutama oleh kaum nasionalis yang mencitacitakan Kemerdekaan
Indonesia.
Lahirnya Boedi Oetomo, 1908, dan
kemudian Soempah Pemoeda, 1928, memang senantiasa menghangati setiap
langkah dan gerak kaum muda di kurun itu. Maka tidak heran bila penjajah
Belanda selalu mengintip dan memantau setiap gcrak-gerik pergerakan
pemuda, yang nonpolitik apalagi yang berbau politik. Terhadap gerakan
yang diduga kecenderungan politik, tindakan pcmbatasan segera dilakukan.
Toh serangkaian rintangan itu tidak membuat kaum muda patriotik
kehilangan akal. Disemangati sumpah Satoe Noesa, Satoe Bangsa, Satoe
Bahasa, mereka melebur beberapa organisasi pemuda yang berpolitik ke
dalam satu wadah baru yang disebut Indonesia Moeda, pada 1930.
Latar
belakang lahirnya Indonesia Moeda jelas berangkat dari larangan bagi
kegiatan politik yang diberlakukan kepada mereka. Mereka berkeyakinan,
hanya dengan menggerakkan aktivitas sosial masyarakat baru bisa dicapai
persatuan seluruh rakyat menuju kemerdekaan. Di dalamnya juga termasuk
kegiatan olah raga. Setiap pemuda yang sehat dan ingin sehat tentu
menggernari olah raga, yang di dalamnya sportivitas dan sifat
kompetitif merupakan satu sisi dari mata uang, dan pada gilirannya
dapat membangkitkan patriotisme.
Semangat cinta
Nusa dan bangsa ini nyatanya memang berkembang di kalangan olahragawan
Indonesia, termasuk di antara para petennis. Pada semacam kejuaraan
nasional yang diadakan oleh De Alegemeene Nederlandsche Lawn Tennis
Bond (ANILTB) di Malang, Jawa Timur, akhir 1934, tiga wakil pribumi
mampu berjaya. Di partai tunggal putra, dua saudara Soemadi dan
Samboedjo Hoerip maju babak final, yang pertandingan akhirnya
dimenangkan oleh Samboedjo. Yang lebih mengesankan adalah dua partai
berikutnya, yang memperagakan keunggulan anak jajahan atas penjajahnya.
Yang pertama, pasangan ganda putra Hoerip Bersaudara, yang menggilas
pasangan Belanda, Bryan/Abendanon, 6-3, 6-4 di final. Juara ganda
campuran juga diraih keluarga Hoerip, Samboedjo dan Soelastri, yang
mendepak pasangan "penjajah" , Bryan/Nn. Schermbeek, 6-4, 6-2 ? sekaligus mencetak gelar pemegang juara tumarnen ANILIB tiga kali beruntun, 1932-19.34.
Prestasi
ini tak ayal mendorong Indonesia Moeda mcngadakan Pekan olah raganya
sendiri, yang berlangsung pada tiap hari ulang tahun atau pertemuan
tahunannya. Tennis, tentu, termasuk di antaranya cabang-cabang yang
dipertandingkan. Salah Satu di antaranya yang dilaksanakan pada Desember
1935 di Semarang - yang juga sekaligus menjadi saat dicetuskannya
pembentukan Persatuan Lawn Tcnnis Indonesia (PELTI).
Kejuaraan
ini sendiri diprakarsai oleh dr. Hoerip yang diakui sebagai Bapak
Tennis Indonesia. menghimpun 70 petennis dari seluruh Jawa, kejuaraan
ini dipantau dan mendapat perhatian serius dari pihak kolonnial Belanda.
Itu tercermin dari pemuatan peristiwa penting olah raga tennis tersebut
dalam surat kabar De Locomotif 30 Desember 1935. dengan Judul yang
kalau diterjemahkan berbunyi : "Kejuaraan Tennis Seluruh Jawa dari
Pcrsatuan Lawn Tennis Indonesia" . Namun, di pihak lain, ini juga berarti pengakuan pihak Belanda bahwa ANILTB telah mendapatkan saingannya.
Tanggal 26 Desember 1935 kemudian dicatat sebagai kari lahirnya PELTI
Gagasan
pendirian PELTI sendiri, yang dikemukakan pada Kejuaraan Tennis di
Semarang itu. berasal dari Mr. Budiyanto Martoatmodjo. tokoh tennis dari
Jember - ia kemudian dianggap sebagai pencetak dasar utama pendirian
organisasi PELTI. Ketika mcnguraikan azas dan tujuan pendiriannya ia
mcngatakan bahwa PELTI, sebagaimana organisasi kebangsaan lainnya, sama
sekali "Tidal bersifat mengasingkan diri." Maka PELTI akan selalu siap bekerja lama dengan persatuan tennis manapun dan apa saja, asal atas dasar saling menghargai.
Diungkapkan
pula. tujuan praktis utama PELTI adalah mengembangkan dan memajukan
permainan lawan tennis di tanah air dan bagi bangsa sendiri. Dengan cara
ini. Iebih jauh, diharapkan akan dicapal tali persaudaraan yang erat di
antara segala perhimpunan dan pemain tennis bangsa Indonesia. PELTI
juga akan menyebarluaskan peraturan permainan, memberi keterangan dan
bantuan dalam pembuatan lapangan tennis. Juga mengadakan dan mengatur
serta menyumbang bagi terlaksananya pertandingan, di samping berusaha
memasyarakatkan permainan tennis itu sendiri.
Gagasan
pendirian PELTI mendapat dukungan yang memadai, khususnya di kalangan
yang berani mengambil resiko berhadapan dengan pemerintah kolonial,
termasuk dari kalangan yang terpandang. Di Semarang saja, para
simpatisan semacam itu tidak sedikit jumahnya. Misalnya: Dr. Buntaran
Martoatmodjo (yang kemudian, sejak 1935, menjadi ketua PELTI lima tahun
berturut-turut), Dr. Rasjid, Dr. Mokhtar, Dr. Sardjito, R.M. Soeprapto,
Nitiprodjo, dan beberapa lainnya. Dari Para tokoh berbagai kota
Iainnya, dukungan diwakili oleh: Mr. Budhiyarto Martoatmodjo (Jember),
R.M. Wazar (Bandung), Djajamihardja (Jakarta), Mr. Susanto Tirtoprojo
(Surabaya), Mr. Soedja (Purwokerto), Berta Mr. Oesman Sastroamidjojo,
ahli olah raga tennis yang namanya terkenal di Eropa.
Pada
umumnya, mereka memandang simpatik gagasan Dr. Hoerip, yang sebernarnya
sudah dicetuskan sejak 1930, diilhami oleh berdirinya PSSI pada 30
April tahun itu. Tapi para tokoh tadi berbeda pendapar dalam beberapa
hal, terutama mengenai saat yang tepat bagi pendirian Induk organisasi
tennis Itu. Dari berbagai sikap yang lahir - revolusioner, moderat,
plintat-plintut - akhirnya golongan tengahlah yang merupakan mayoritas.
Pengalaman pahit saat-saat pendirian PSSI tampaknya menjadi cermin
pembanding bagi para pelopor PELTI, hingga mereka memilih bersikap Iebih
hati-hati menghadapi reaksi pemerintah Belanda - mereka tentunya tidak
senang melihat setiap kegiatan yang bersifat mempersatukan kekuatan.
Para pendiri PELTI tidak Ingin organisasi yang akan mereka dirikan mati
dalam kandungan. Itulah sebabnya PELTI baru berdiri lima tahun kemudian,
1935.
SUSUNAN PERSONALIA PENGURUS PUSAT | |||
PERSATUAN TENIS SELURUH INDONESIA (PP. PELTI) | |||
MASA BAKTI 2007-2012 | |||
_______________________ | |||
PENASEHAT | : | Moerdiono | |
PENGURUS HARIAN : | |||
Ketua Umum | : | Martina Widjaja | |
Sekretaris Jenderal | : | Soebronto Laras | |
Wakil Sekretaris Jenderal | : | August Ferry Raturandang | |
Bendahara | : | Diono Nurjadin | |
Wakil Bendahara I | : | Zandra Darmawan | |
Bidang Pengembangan | |||
Ketua | : | Rachmanto Surahmat | |
Wakil Ketua | : | Slamet Utomo | |
Bidang Pembinaan Senior | |||
Ketua | : | Kresno Merdiko | |
Wakil Ketua | : | Laurence Barki | |
Bidang Pembinaan Junior | |||
Ketua | : | Danny Walla | |
Wakil Ketua | : | Christian Budiman | |
Bidang Pembinaan Prestasi Daerah | |||
Ketua | : | Tintus Arianto Wibowo | |
Wakil Ketua | : | Hudani Fajri | |
Bidang Pertandingan | |||
Ketua | : | Johannes Susanto | |
Wakil Ketua | : | Kent Widyasetyabudi | |
Bidang Promosi dan Pemasaran | |||
Ketua | : | Shinta Widjaja Kamdani | |
Wakil Ketua | : | Prasetyo Singgih | |
Humas | : | - | Gungde Ariwangsa |
- | Amin Pujanto | ||
PENGURUS PLENO | |||
Komite Organisasi | : | - | Albert Wuysang |
- | H. Kemas Arsyad Somad | ||
- | H.M. Asnawi HD. | ||
- | Ade L. Syuhada | ||
- | Agussalim Djamil | ||
- | Meidizon Dahlan | ||
Komite Kepelatihan Pelatih | : | - | Atet Wijono |
- | Alferd Henry Raturandang | ||
Komite Mini Tenis | : | Teguh Djuwandie | |
Komite Perwasitan | : | - | Kompol. Gunawan M. H. |
- | Gunawan Tedjo Sutikno | ||
Komite Tenis Kursi Roda | : | - | H. Sjahrudin |
- | Henny Santoso | ||
Komite Veteran | : | - | Suprawito |
- | Ex. Officio BAVETI | ||
Komite Urusan Peringkat dan KTA | : | - | Grace Lumenta |
Komite Pendidikan dan Bea Siswa | : | Marieke Gunawan | |
Komite Pembinaan Senior | : | - | Suzanna Anggarkusuma |
- | Suwandi | ||
- | Yopie Chandra | ||
Komite Pembinaan Prestasi Daerah | : | - | Bonit Wiryawan |
- | Eko Yuli | ||
- | Bunge Nahor | ||
Komiet Pertandingan | : | - | Glen Sugita |
- | Aga Soemarno | ||
- | Susan Soebekti | ||
Komite Promosi | : | - | Indra Sukirno |
- | Andi Mallarangeng | ||
- | Enny Sukamto | ||
- | Ervin Lubis | ||
- | Iwan Budiarto Nurjadin | ||
Komite Pemasaran | : | - | Patrick Walujo |
- | Emirsyah Satar | ||
- | Dino Pati Jalal | ||
- | Rudy Hamdani | ||
- | Ignatius Khomasurya | ||
Komite Hukum dan Tata Tertib | : | Kombes Pol. Petrus Golose |
Taekwondo Indonesia (TI) {by: fitri }
Taekwondo Indonesia (TI)
Didirikan tanggal 28 Maret 1982 di Jakarta Alamat : Kanselarij KONI Pusat (Stadion Utama) Pintu VI Senayan, Jakarta Pusat Telp & Fax. : 5735035 Email.: info@pbti.or.id, wahyu@pbti.or.id Website: http://www.pbti.or.id |
|
SUSUNAN PERSONALIA ANTAR WAKTU | ||
PENGURUS BESAR TAEKWONDO INDONESIA (PB. TI) | ||
MASA BHAKTI 2006-2010 | ||
________________________ | ||
DEWAN PEMBINA | 1 | Jenderal TNI (Purn) Wiranto |
2 | Letjen TNI (Purn) Harsudiyono Hartas | |
3 | Letjen TNI (Purn) Leo Lopulisa | |
4 | Marsekal Muda (Purn) Sugiri | |
5 | Letnan Jenderal TNI Mar (Purn) Suharto | |
PENGURUS : | ||
Ketua Umum | Letnan Jenderal TNI Erwin Sudjono, SH. | |
Wakil Ketua Umum I Bidang | ||
Prestasi dan Umum | Lioe Nam Khiong | |
Wakil Ketua Umum II | ||
Bidang Organisasi | Mayor Jenderal TNI Mar. (Purn) Sunarko, GA. | |
Wakil Ketua Umum III | ||
Bidang Hukum dan Pengawasan | Brigadir Jenderal Polisi Iskandar Hasan | |
Ketua Harian | H. Noor Fadjari, ST. | |
Bendahara | Popo Parulian | |
Sekretaris Jenderal | Wahyu Hanggono, SE. | |
Wakil Skretaris Jenderal | Jose Rizal Partokusumo | |
Bidang Hukum dan Disiplin | - | Fitriandi Saputra, SH. MH. |
- | Zainal Abidin DYSA, SH. | |
- | Franciscus Refra, SH. | |
Bidang Organisasi | ||
Ketua | Ir. Antony Siregar | |
Wakil Ketua | Sudirman Limbong | |
Bidang Pembinaan Prestasi | ||
Ketua | Ganis Hartono | |
Wakil Ketua | Dire Richard Talumewo, MM. | |
Komisi Pertandingan | - | Ir. Lambok Parulian |
- Riki, S.Pd. | ||
Komisi Perwasitan | - | Ir. Tb. Indra Mulia |
- Suwandi Gunawan, MBA. | ||
- | Denny Tanod | |
Komisi Kenaikan Tingkat | - | Vincentius Suryadi |
- Rizon Oktolibsa | ||
- Imam Rusli, SE. | ||
- Sibold Elyas Lomantow | ||
- | Joachim Joseph Hungan | |
Komisi Teknik dan Kepelatihan | - | Lamting |
- Zulkifli Tanjung, SE. | ||
- Budi Setiawan | ||
- Alfian Alfeus Bangun, ST. | ||
Bidang Hubungan Luar Negeri | ||
Ketua | Santi Diansari | |
Wakil Ketua | Ina Febrianasari | |
Bidang Dana dan Usaha | ||
Ketua | Yohanes Hariyanto | |
Wakil Ketua | Ir. Jefri Ronald Situmorang | |
Bidang Litbang : | ||
Ketua | Alex Harijanto | |
Wakil Ketua | Juana Wangsa Putri | |
Hubungan Masyarakat | - | Drs. TB. Ade Lukman Djayadikusuma |
- Ida Bagus Purwalaksana | ||
Dewan Penasehat Teknis | ||
Ketua | Acen Tanuwijaya | |
Anggota | - | Karsono |
- Yuliarto, SE. | ||
- Simon Kaihena | ||
- Hadi Sugiyanto |
Keterangan : Belum melaksanakan Musorprov
Langganan:
Postingan (Atom)